”Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.” (HR. Muslim)

Dari hadits tersebut tersirat makna bahwa pembentukan kepribadian anak salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh dan pendidikan orang tua. Sebagai
pendidik yang pertama dan yang utama bagi anak, tentunya orang tua harus benar-benar memperhatikan tanggung jawab tersebut juga bisa menjadi teladan yang baik bagi anak. Oleh karena itu, hubungan kedua orang tua pun harus dijaga agar tercipta keharmonisan dalam keluarga. Keadaan keluarga yang tenang, menyenangkan dan harmonis akan membantu proses pembentukan kepribadian dan perkembangan pendidikan anak dengan baik, begitupun sebaliknya keadaan keluarga yang tidak harmonis akan berpengaruh buruk terhadap proses pembentukan kepribadian dan perkembangan pendidikan anak. Salah satu dampak dari keadaan keluarga yang tidak harmonis yaitu perceraian.

Perceraian ini menimbulkan anak–anak tidak merasa mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya. Perceraian juga dapat menimbulkan stres dan trauma untuk memulai hubungan baru dengan lawan jenis. Perceraian adalah penyebab stres kedua paling tinggi, setelah kematian pasangan hidup. Seringkali perceraian diartikan sebagai kegagalan yang dialami suatu keluarga (Holmes dan Rahe, 2005).
Fakta membuktikan mayoritas anak yang cenderung nakal disebabkan ada pengaruh negatif dari permasalahan perpecahan keluarga, atau biasa disebut dengan istilah disorganisasi keluarga

_____________________________________________________________

(Lihat Paper)

Penulis : Ari Aliviani

NIS : -

Tahun Terbit : 2018

_____________________________________________________________

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *